Teks Bacaan Surat Yasin Dengan Arab Latin Dan Terjemahannya

 - Surat Yasin yakni surah ke 36 dalam Al-Quran, sesudah surat Fatir, Surat Yasin ini berisikan 83 ayat, dan kalau kita kaji lebih dalam lagi, ternyata Surah Yasin ini aneka macam fadilahnya, dan aneka macam manfaatnya.

Oleh lantaran itu rugi sekali jikalau Anda tidak mengikuti postingan demi postingan yang sudah kami siapkan di blog kumpulan doa Islam ini, lantaran segala info yang kami berikan, yakni Insya Allah berharga buat kita semua.

Ngomongin soal Surah Yasin ini, kami punya lho hadits dari Nabi yang membahas perihal kelebihan dari surat yasin.

Dan salah satunya yakni sabda Nabi berikut, bahwa Rasulullah SAW bersabda "Setiap sesuatu ada jantungnya dan jantungnya Al-Qur'an yakni Surat Yaasin. Barang siapa yang membaca Surat Yasin, maka Allah SWT tuliskan bacaannya dengan sepuluh kali membaca Al-Qur'an" (HR. Tirmidzi).

Mengapa surat ini sungguh istimewa lantaran surat yasin yakni penggalan dari Alquran yang mulia, sama menyerupai surat yang lain seperti Surat Al-WaqiahSurat Ar-Rohman dan Surat Al Mulk, surat-surat tersebut yakni penggalan yang tidak akan terpisahkan dari Alquran, di sekarang ini dan hingga nanti hari simpulan zaman tiba.

Baiklah biar tak ingin tau dengan Teks Bacaan Surat Yasin Dengan Arab Latin Dan Terjemahannya, kami dari sudah merencanakan untuk Anda, simak baik-baik ulasannya ya, selamat mengaji.


 ternyata Surah Yasin ini aneka macam fadilahnya Teks Bacaan Surat Yasin Dengan Arab Latin Dan Terjemahannya

Bismillahirrohmannirrohim
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang



(يسٓ ﴿١
1. Yaa Siin
Yaa siin

(وَٱلْقُرْءَانِ ٱلْحَكِيمِ ﴿٢
2. Wal Qur’anil hakiim
Demi Al Qur’an yang sarat hikmah,

(إِنَّكَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿٣
3. Innaka laminal mursaliin
Sesungguhnya kau salah seorang dari Rasul-rasul,

(عَلَىٰ صِرَ‌ٰطٍۢ مُّسْتَقِيمٍۢ ﴿٤
4. ‘Alaa shirathim mustaqiim
(yang berada) di atas jalan yang lurus,

تَنزِيلَ  ٱلْعَزِيزِ  ٱلرَّحِيمِ
5. Tanziilal ‘aziizir rahiim
(sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Maha Perkasa lagi Penyayang,

(لِتُنذِرَ قَوْمًۭا مَّآ أُنذِرَ ءَابَآؤُهُمْ فَهُمْ غَـٰفِلُونَ ﴿٦
6. Li tunzira qauman ma undzira aabaauhum fahum ghaafiluun
biar kau memberi perayaan terhadap kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, lantaran itu mereka lalai.

(لَقَدْ حَقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَىٰٓ أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿٧
7. Laqad haqqal qaulu ‘alaa aktsarihim fahum laa yu’minuun
Sesungguhnya sudah tentu berlaku perkataan (ketentuan Allah) terhadap pada biasanya mereka, lantaran mereka tidak beriman.

(إِنَّا جَعَلْنَا فِىٓ أَعْنَـٰقِهِمْ أَغْلَـٰلًۭا فَهِىَ إِلَى ٱلْأَذْقَانِ فَهُم مُّقْمَحُونَ ﴿٨
8. Inna Ja’alna fii a’naqihim aghlaalan fahiya ilal adzqani fahum muqmahuun
Sesungguhnya Kami sudah memasang belenggu di leher mereka, kemudian tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka lantaran itu mereka tengadah.

(وَجَعَلْنَا مِنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّۭا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّۭا فَأَغْشَيْنَـٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ ﴿٩
9. Wa-ja ‘alna min baini aidiihim saddan wa min khalfihim saddan fa aghsyainaahum fahum la yubshirrun
Dan Kami selenggarakan di hadapan mereka dinding dan di belakang dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak sanggup melihat.

(وَسَوَآءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿١٠
10. Wa sawaa-un ‘alaihim a-andzartahum amlam tunzirhum laa yu’minuun
Sama saja bagi mereka apakah kau memberi perayaan terhadap mereka ataukah kau tidak memberi perayaan terhadap mereka, mereka tidak akan beriman.

(إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ ﴿١١
11. Innama tunziru manittaba-adz dzikra wa khasyiyar-rahmana bil-ghaibi fabasy-syirhu bi magfiratin wa ajrin kariim
Sesungguhnya kau cuma memberi perayaan terhadap orang-orang yang mau mengikuti perayaan dan yang takut terhadap Tuhan Yang Maha Pemurah meskipun ia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar bangga dengan ampunan dan pahala yang mulia.

(إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَـٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَـٰهُ فِىٓ إِمَامٍۢ مُّبِينٍۢ ﴿١٢
12. Innaa nahnu nuhyil-mautaa wanaktubu maa qaddamuu wa aatsaarahum, wa kulla syai-in ahsainaahu fii imaamim mubin
Sesungguhnya Kami menggugah orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang sudah mereka lakukan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang kasatmata (Lauh Mahfuzh).

(وَٱضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا أَصْحَـٰبَ ٱلْقَرْيَةِ إِذْ جَآءَهَا ٱلْمُرْسَلُونَ ﴿١٣
13. Wadlrib lahum matsalan ash-haabal-qaryati idz jaa-ahal-mursaluun
Dan buatlah bagi mereka sebuah perumpamaan, yakni penduduk sebuah negeri di saat utusan-utusan tiba terhadap mereka;

(إِذْ أَرْسَلْنَآ إِلَيْهِمُ ٱثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍۢ فَقَالُوٓا۟ إِنَّآ إِلَيْكُم مُّرْسَلُونَ ﴿١٤
14. Idz arsalnaa ilaihimuts naini fakadz dzabuuhumaa fa‘azzaznaa bi tsaalitsin faqaaluu innaa ilaikum mursaluun
(yaitu) di saat Kami menyuruh terhadap mereka dua orang utusan, kemudian mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga delegasi itu berkata:” Sesungguhnya kami yakni orang-orang yang diutus kepadamu 

(قَالُوا۟ مَآ أَنتُمْ إِلَّا بَشَرٌۭ مِّثْلُنَا وَمَآ أَنزَلَ ٱلرَّحْمَـٰنُ مِن شَىْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ ﴿١٥
15. Qaaluu ma antum illaa basyarum mits-lunaa wa maa anzalarrahmaanu min syai-in in antum illaa takdzibuun
Mereka menjawab:” Kamu tidak lain hanyalah insan menyerupai kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kau tidak lain hanyalah pendusta belaka “

(قَالُوا۟ رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّآ إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ ﴿١٦
16. Qaalu rabbunaa ya’lamu inna ilaikum la mursaluun
Mereka berkata:” Tuhan kami mengenali bahwa sesungguhnya kami yakni orang yang diutus terhadap kamu.

(وَمَا عَلَيْنَآ إِلَّا ٱلْبَلَـٰغُ ٱلْمُبِينُ ﴿١٧
17. Wa maa ‘alaina illal balaqhul-mubiin
Dan keharusan kami tidak lain hanyalah menyodorkan (perintah Allah) dengan terang “

(قَالُوٓا۟ إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ ۖ لَئِن لَّمْ تَنتَهُوا۟ لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌۭ ﴿١٨
18. Qaalu innaa tathayyarnaa bikum lail lam tantahuu lanarjuman-nakum walayamas-sannakum minnaa ‘adzaabun aliim
Mereka menjawab:” Sesungguhnya kami bernasib malang lantaran kamu, sesungguhnya jikalau kau tidak berhenti (menyeru kami), tentu kami akan merajam kau dan kau pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami “.

(قَالُوا۟ طَـٰٓئِرُكُم مَّعَكُمْ ۚ أَئِن ذُكِّرْتُم ۚ بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌۭ مُّسْرِفُونَ ﴿١٩
19. Qaaluu thaa’irukum ma’akum, a-in dzukkirtum, bal antum qaumum musrifuun
Utusan-utusan itu berkata:” Kemalangan kau itu yakni lantaran kau sendiri. Apakah jikalau kau diberi perayaan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kau yakni kaum yang melebihi batas “.

(وَجَآءَ مِنْ أَقْصَا ٱلْمَدِينَةِ رَجُلٌۭ يَسْعَىٰ قَالَ يَـٰقَوْمِ ٱتَّبِعُوا۟ ٱلْمُرْسَلِينَ ﴿٢٠
20. Wa jaa-a min aqshal-madiinati rajuluy yas-’aa qaala yaa qaumit tabi’ul mursaliin
Dan datanglah dari ujung kota, seorang pria dengan bergegas-gegas ia berkata:” Wahai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu,

(ٱتَّبِعُوا۟ مَن لَّا يَسْـَٔلُكُمْ أَجْرًۭا وَهُم مُّهْتَدُونَ ﴿٢١
21. Ittabi’uu man laa yas-alukum ajran wa hum muhtaduun
ikutilah orang yang tiada minta respon kepadamu; dan mereka yakni orang-orang yang mendapat petunjuk.

(وَمَا لِىَ لَآ أَعْبُدُ ٱلَّذِى فَطَرَنِى وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ﴿٢٢
22. Wa maa liya laa a’budul-ladzi fatharanii wa ilaihi turja’uun
Mengapa saya tidak menyembah (Tuhan) yang sudah bikin dan yang cuma kepada-Nya kau (semua) akan dikembalikan?

(ءَأَتَّخِذُ مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةً إِن يُرِدْنِ ٱلرَّحْمَـٰنُ بِضُرٍّۢ لَّا تُغْنِ عَنِّى شَفَـٰعَتُهُمْ شَيْـًۭٔا وَلَا يُنقِذُونِ ﴿٢٣
23. A-attakhidzu minduunihii aalihatan in yuridnirrahmaanu bidlurril laa tughnii ‘annii syafaa ‘atuhum syai-aw wa laa yunqidzun
Mengapa saya akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jikalau (Allah) Yang Maha Pemurah mengharapkan kemudharatan terhadapku, tentu syafaat mereka tidak memberi faedah sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) sanggup menyelamatkanku?

(إِنِّىٓ إِذًۭا لَّفِى ضَلَـٰلٍۢ مُّبِينٍ ﴿٢٤
24. Innii idzal lafii dlalaalim mubiin
Sesungguhnya saya kalau begitu tentu berada dalam kesesatan yang nyata.

(إِنِّىٓ ءَامَنتُ بِرَبِّكُمْ فَٱسْمَعُونِ ﴿٢٥
25. Innii aamantu birabbikum fasma’uun
Sesungguhnya saya sudah beriman terhadap Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.

(قِيلَ ٱدْخُلِ ٱلْجَنَّةَ ۖ قَالَ يَـٰلَيْتَ قَوْمِى يَعْلَمُونَ ﴿٢٦
26. Qiilad-khulil jannata qaala yaa laita qaumii ya’lamuun
Dikatakan (kepadanya): “Masuklah ke surga”. Ia berkata: “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui,

(بِمَا غَفَرَ لِى رَبِّى وَجَعَلَنِى مِنَ ٱلْمُكْرَمِينَ ﴿٢٧
27. Bimaa ghafaralii rabbii wa ja-’alnii minal mukramiin
apa yang memunculkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan memunculkan saya tergolong orang-orang yang dimuliakan”.

(وَمَآ أَنزَلْنَا عَلَىٰ قَوْمِهِۦ مِنۢ بَعْدِهِۦ مِن جُندٍۢ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا كُنَّا مُنزِلِينَ ﴿٢٨
28. Wa maa andzalnaa ‘alaa qaumihii min ba’dihii min jundim minas sama-i wa maa kunnaa munziliin
Dan Kami tidak menurunkan terhadap kaumnya sehabis ia (meninggal) sebuah pasukanpun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya.

(إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةًۭ وَ‌ٰحِدَةًۭ فَإِذَا هُمْ خَـٰمِدُونَ ﴿٢٩
29. In kaanat illaa shaihataw wahidatan faidzaa hum khaamiduun
Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka seluruhnya mati.

(يَـٰحَسْرَةً عَلَى ٱلْعِبَادِ ۚ مَا يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا كَانُوا۟ بِهِۦ يَسْتَهْزِءُونَ ﴿٣٠
30. Yaa hasratan ‘alal-ibaadi ma ya’tiihim mir rasuulin illa kaanuu bihii yastahziuun
Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada tiba seorang rasulpun terhadap mereka melainkan mereka senantiasa memperolok-olokkannya

(أَلَمْ يَرَوْا۟ كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم مِّنَ ٱلْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ ﴿٣١
31. Alam yarau kam ahlaknaa qablahum minalquruuni annahum ilaihim la yarji’uun
Tidakkah mereka mengenali berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang sudah Kami binasakan, bergotong-royong orang-orang (yang sudah Kami binasakan) itu tiada kembali terhadap mereka.

(وَإِن كُلٌّۭ لَّمَّا جَمِيعٌۭ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ ﴿٣٢
32. Wa in kullul lamma jamii’ul ladainaa mukhdlaruun
Dan setiap mereka seluruhnya akan dikumpulkan lagi terhadap Kami.

(وَءَايَةٌۭ لَّهُمُ ٱلْأَرْضُ ٱلْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَـٰهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّۭا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ ﴿٣٣
33. Wa aayatul lahumul-ardlul-maitatu, ahyainaahaa wa akhrajnaa habban faminhu ya’kuluun
Dan sebuah tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka yakni bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan.

(وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّـٰتٍۢ مِّن نَّخِيلٍۢ وَأَعْنَـٰبٍۢ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ ٱلْعُيُونِ ﴿٣٤
34. Waja-’alna fiiha jan-naatim min nakhiilin wa a’naabin wa fajjarnaa fiihaa minal-’uyuun
Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,

(لِيَأْكُلُوا۟ مِن ثَمَرِهِۦ وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ ۖ أَفَلَا يَشْكُرُونَ ﴿٣٥
35. Liya ’kuluu min tsamarihii wa maa ‘amilathu aidiihim afala yasykuruun
agar mereka sanggup makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?

(سُبْحَـٰنَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَزْوَ‌ٰجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلْأَرْضُ وَمِنْ أَنفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ ﴿٣٦
36. Subhaanalladzii khalaqal-azwaaja kullahaa mimmaa tunbitul-ardlu wa min anfusihim wa mimmaa la ya’-lamuun
Maha Suci Tuhan yang sudah bikin pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

(وَءَايَةٌۭ لَّهُمُ ٱلَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ ٱلنَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ ﴿٣٧
37. Wa aayatul lahumul lailu naslakhu minhun nahaara faidzaahum mudhlimuun
Dan sebuah tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka yakni malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan,

(وَٱلشَّمْسُ تَجْرِى لِمُسْتَقَرٍّۢ لَّهَا ۚ ذَ‌ٰلِكَ تَقْدِيرُ ٱلْعَزِيزِ ٱلْعَلِيمِ ﴿٣٨
38. Wasy-sayamsu tajrii limustaqarril lahaa dzaalika taqdiirul-aziizil ‘alim
dan matahari berlangsung di kawasan peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

(وَٱلْقَمَرَ قَدَّرْنَـٰهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَٱلْعُرْجُونِ ٱلْقَدِيمِ ﴿٣٩
39. Walqamara qaddarnaahu manaazila hatta ‘aada kal’urjunil qadiim
Dan sudah Kami menetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah ia hingga ke manzilah yang terakhir) kembalilah ia selaku bentuk tandan yang tua.

(لَا ٱلشَّمْسُ يَنۢبَغِى لَهَآ أَن تُدْرِكَ ٱلْقَمَرَ وَلَا ٱلَّيْلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِ ۚ وَكُلٌّۭ فِى فَلَكٍۢ يَسْبَحُونَ ﴿٤٠
40. Lasy-syamsu yanbaghi lahaa an tudrikal qamara wa lallailu saabiqun-nahaari wa kullun fii falakin yasbahuun
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapat bulan dan malampun tidak sanggup mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.

(وَءَايَةٌۭ لَّهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِى ٱلْفُلْكِ ٱلْمَشْحُونِ ﴿٤١
41. Wa aayatul lahum annaa hamalnaa dzurriy-yatahum filfulkil masyhuun
Dan sebuah tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka yakni bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam perahu yang sarat muatan,

(وَخَلَقْنَا لَهُم مِّن مِّثْلِهِۦ مَا يَرْكَبُونَ ﴿٤٢
42. Wa khalaqnaa lahum mim mitslihii maa yarkabuun
dan Kami ciptakan untuk mereka yang mau mereka kendarai menyerupai seakan-akan perahu itu.

(وَإِن نَّشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنقَذُونَ ﴿٤٣
43. Wa in nasya’ nugriqhum falaa shariikhalahum wa laa hum yunqadzuun
Dan jikalau Kami mengharapkan tentu Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.

(إِلَّا رَحْمَةًۭ مِّنَّا وَمَتَـٰعًا إِلَىٰ حِينٍۢ ﴿٤٤
44. Illa rahmatam minna wa mataa’an ilaihiin
Tetapi (Kami selamatkan mereka) lantaran rahmat yang besar dari Kami dan untuk menyediakan kesenangan hidup hingga terhadap sebuah ketika.

(وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّقُوا۟ مَا بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ ﴿٤٥
45. Wa idzaa qiilla lahumuttaqu maa baina aidiikum wa maa khalfakum la’alakum turhamuun
Dan apabila dibilang terhadap mereka: “Takutlah kau akan siksa yang di hadapanmu dan siksa yang mau tiba agar kau mendapat rahmat”, (niscaya mereka berpaling).

(وَمَا تَأْتِيهِم مِّنْ ءَايَةٍۢ مِّنْ ءَايَـٰتِ رَبِّهِمْ إِلَّا كَانُوا۟ عَنْهَا مُعْرِضِينَ ﴿٤٦
46. Wa maa ta’tiihim min ayatim min aayaati rabbihim illaa kaanuu ‘anhaa mu’ridliin
Dan sekali-kali tiada tiba terhadap mereka sebuah tanda dari gejala kekuasaan Tuhan mereka, melainkan mereka senantiasa berpaling daripadanya.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ أَنفِقُوا۟ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ قَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَنُطْعِمُ مَن لَّوْ يَشَآءُ ٱللَّهُ أَطْعَمَهُۥٓ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا فِى ضَلَٰلٍ مُّبِين
47. Wa idza qiila lahum anfiquu mimmaa razaqakumullaahu, qaalal-ladziina kafaruu lilladzina aamanuu, anuth’imu mal lau yasyaa-ullahu ath’amahuu, in an tum illaa fii dlalaalim mubiin
Dan apabila dibilang terhadap mereka: “Nafkahkanlah sebahagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu”, maka orang-orang yang kafir itu berkata terhadap orang-orang yang beriman: “Apakah kami akan memberi makan terhadap orang-orang yang jikalau Allah mengharapkan tentulah Dia akan memberinya makan, tiadalah kau melainkan dalam kesesatan yang nyata”.

(وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَـٰذَا ٱلْوَعْدُ إِن كُنتُمْ صَـٰدِقِينَ ﴿٤٨
48. Wa yaquluuna mataa hadzal wa’du in kuntum shadiqiin
Dan mereka berkata: “Bilakah (terjadinya) janji ini (hari berbangkit) jikalau kau yakni orang-orang yang benar?”

(مَا يَنظُرُونَ إِلَّا صَيْحَةًۭ وَ‌ٰحِدَةًۭ تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُونَ ﴿٤٩
49. Maa yandhuruuna illaa shaihataw waahidatan ta’khuzuhum wahum yakhish shimuun
Mereka tidak menanti melainkan satu teriakan saja yang mau membinasakan mereka di saat mereka sedang bertengkar.

(فَلَا يَسْتَطِيعُونَ تَوْصِيَةًۭ وَلَآ إِلَىٰٓ أَهْلِهِمْ يَرْجِعُونَ ﴿٥٠
50. Falaa yastathi-’uuna taushiyatan wa laa ilaa ahlihim yarji’uun
Lalu mereka tidak kuasa bikin sebuah wasiatpun dan tidak (pula) sanggup kembali terhadap keluarganya.

(وَنُفِخَ فِى ٱلصُّورِ فَإِذَا هُم مِّنَ ٱلْأَجْدَاثِ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يَنسِلُونَ ﴿٥١
51. Wa nufikha fish-shuuri fa idzaa hum minal ajdaatsi ilaa rabbihim yansiluun
Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan secepatnya dari kuburnya (menuju) terhadap Tuhan mereka.

(قَالُوا۟ يَـٰوَيْلَنَا مَنۢ بَعَثَنَا مِن مَّرْقَدِنَا ۜ ۗ هَـٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحْمَـٰنُ وَصَدَقَ ٱلْمُرْسَلُونَ ﴿٥٢
52. Qaaluu yaa wailanaa man ba’atsanaa min marqadinaa haadza maa wa-’adar-rahmaanu wa shadaqal-mursaluun
Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami? Siapakah yang menggugah kami dari tempat-tidur kami (kubur)?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul (Nya).

(إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةًۭ وَ‌ٰحِدَةًۭ فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌۭ لَّدَيْنَا مُحْضَرُونَ ﴿٥٣
53. In kaanat illaa saihataw waahidatan fa idzaahum jamii’ul ladaina muhdlaruun
Tidak yakni teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan terhadap Kami.

(فَٱلْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌۭ شَيْـًۭٔا وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ ﴿٥٤
54. Falyauma laa tudhlamu nafsun syai-aw wa laa tujzauna illaa maa kuntum ta’maluun
Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kau tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang sudah kau kerjakan.

(إِنَّ أَصْحَـٰبَ ٱلْجَنَّةِ ٱلْيَوْمَ فِى شُغُلٍۢ فَـٰكِهُونَ ﴿٥٥
55. Inna ash-haabal jannatil yauma fii syughulin faakihuun
Sesungguhnya penghuni nirwana pada hari itu bersenang-senang dalam aktivitas (mereka).

(هُمْ وَأَزْوَ‌ٰجُهُمْ فِى ظِلَـٰلٍ عَلَى ٱلْأَرَآئِكِ مُتَّكِـُٔونَ ﴿٥٦
56. Hum wa azwajuhum fii dhilaalin ‘alal araaiki muttakiuun
Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam kawasan yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.

(لَهُمْ فِيهَا فَـٰكِهَةٌۭ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ ﴿٥٧
57. Lahum fiihaa faakihatuw wa lahum maa yadda’uun
Di nirwana itu mereka mendapatkan buah-buahan dan mendapatkan apa yang mereka minta.

(سَلَـٰمٌۭ قَوْلًۭا مِّن رَّبٍّۢ رَّحِيمٍۢ ﴿٥٨
58. Salaamun qaulam mir rabbir rahiim
(Kepada mereka dikatakan): “Salam”, selaku ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.

(وَٱمْتَـٰزُوا۟ ٱلْيَوْمَ أَيُّهَا ٱلْمُجْرِمُونَ ﴿٥٩
59. Wamtaazul yauma ayyuhal mujrimuun
Dan (dikatakan terhadap orang-orang kafir): “Berpisahlah kau (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat.

(أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا۟ ٱلشَّيْطَـٰنَ ۖ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّۭ مُّبِينٌۭ ﴿٦٠
60. Alam a’had ilaikum yaa banii aadama anlaa ta’budusysyaithaana innahuu lakum ‘aduwwum mubiin
Bukankah Aku sudah menyuruh kepadamu hai Bani Adam agar kau tidak menyembah syaithan? Sesungguhnya syaithan itu yakni lawan yang kasatmata bagi kamu”,

(وَأَنِ ٱعْبُدُونِى ۚ هَـٰذَا صِرَ‌ٰطٌۭ مُّسْتَقِيمٌۭ ﴿٦١
61. Wa ani’buudunii, haadzaa shiraathum mustaqiim
dan hendaklah kau menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.

(وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنكُمْ جِبِلًّۭا كَثِيرًا ۖ أَفَلَمْ تَكُونُوا۟ تَعْقِلُونَ ﴿٦٢
62. Wa laqad adlalla minkum jibilan katsiran afalam takuunuu ta’qiluun
Sesungguhnya syaithan itu sudah menyesatkan sebahagian besar di antaramu. Maka apakah kau tidak memikirkan?

(هَـٰذِهِۦ جَهَنَّمُ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ ﴿٦٣
63. Hadzihii jahannamul lati kuntum tuu’aduun
Inilah Jahannam yang dulu kau di ancam (dengannya).

(ٱصْلَوْهَا ٱلْيَوْمَ بِمَا كُنتُمْ تَكْفُرُونَ ﴿٦٤
64. Islauhal yauma bimaa kuntum takfuruun
Masuklah ke dalamnya pada hari ini disebabkan kau dulu mengingkarinya.

(ٱلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰٓ أَفْوَ‌ٰهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ ﴿٦٥
65. Alyauma nakhtimu ‘alaa afwaahihim wa tukallimunaa aidiihim wa tasyhadu arjuluhum bimaa kaanuu yaksibuun
Pada hari ini Kami tutup lisan mereka; dan berkatalah terhadap Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dulu mereka usahakan.

(وَلَوْ نَشَآءُ لَطَمَسْنَا عَلَىٰٓ أَعْيُنِهِمْ فَٱسْتَبَقُوا۟ ٱلصِّرَ‌ٰطَ فَأَنَّىٰ يُبْصِرُونَ ﴿٦٦
66. Walau nasyaa-u lathamasnaa ‘alaa a’yunihim fastabaqush-shirata fa-annaa yubshiruun
Dan jikalau Kami mengharapkan pastilah Kami hapuskan pandangan mata mereka; kemudian mereka berlomba-lomba (mencari) jalan. Maka betapakah mereka sanggup menyaksikan (nya).

(وَلَوْ نَشَآءُ لَمَسَخْنَـٰهُمْ عَلَىٰ مَكَانَتِهِمْ فَمَا ٱسْتَطَـٰعُوا۟ مُضِيًّۭا وَلَا يَرْجِعُونَ ﴿٦٧
67. Walau nasyaa-u lamasakhnaahum ‘alaa makaanatihim famastathaa’uu muddliyyaw walaa yarji’uun
Dan jikalau Kami mengharapkan pastilah Kami robah mereka di kawasan mereka berada; maka mereka tidak sanggup berlangsung lagi dan tidak (pula) sanggup kembali.

(وَمَن نُّعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِى ٱلْخَلْقِ ۖ أَفَلَا يَعْقِلُونَ ﴿٦٨
68. Wa man nu’ammirhu nunakkishu filkhalqi afala ya’qiluun
Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya tentu Kami kembalikan ia terhadap peristiwa (nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?

(وَمَا عَلَّمْنَـٰهُ ٱلشِّعْرَ وَمَا يَنۢبَغِى لَهُۥٓ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌۭ وَقُرْءَانٌۭ مُّبِينٌۭ ﴿٦٩
69. Wa maa ‘allamnahusy-syi’ra wa maa yanbaghi lahu in huwa illa dzikruw wa Qu’aanum mubiin
Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan,

(لِّيُنذِرَ مَن كَانَ حَيًّۭا وَيَحِقَّ ٱلْقَوْلُ عَلَى ٱلْكَـٰفِرِينَ ﴿٧٠
70. Liyunzira man kaana hayyan wa yahiqqal qaulu ‘alal kaafiriin
agar ia (Muhammad) memberi perayaan terhadap orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir.

(أَوَلَمْ يَرَوْا۟ أَنَّا خَلَقْنَا لَهُم مِّمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَآ أَنْعَـٰمًۭا فَهُمْ لَهَا مَـٰلِكُونَ ﴿٧١
71. Awalam yarau annaa khalaqnaa lahum mimmaa ‘amilat aidiinaa an’aaman fahum lahaa maalikuun
Dan apakah mereka tidak menyaksikan bahwa sesungguhnya Kami sudah bikin hewan ternak untuk mereka yakni sebahagian dari apa yang sudah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, kemudian mereka menguasainya?

(وَذَلَّلْنَـٰهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُونَ ﴿٧٢
72. Wadzallalnaaha lahum faminhaa rakuubuhum wa minha ya’kuluun
Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebahagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebahagiannya mereka makan.

(وَلَهُمْ فِيهَا مَنَـٰفِعُ وَمَشَارِبُ ۖ أَفَلَا يَشْكُرُونَ ﴿٧٣
73. Walahum fiiha manaafi’u wa masyaribu afala yasykuruun
Dan mereka mendapatkan padanya faedah dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?

(وَٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ ءَالِهَةًۭ لَّعَلَّهُمْ يُنصَرُونَ ﴿٧٤
74. Wattakhadzu min duunillahi aalihatan la’allahum yunsaruun
Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, biar mereka mendapat pertolongan.

(لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَهُمْ وَهُمْ لَهُمْ جُندٌۭ مُّحْضَرُونَ ﴿٧٥
75. Laa yastathi’uuna nashrahum wahum lahum jundum muhdlaruun
Berhala-berhala itu tiada sanggup membantu mereka; padahal berhala-berhala itu menjadi serdadu yang disiapkan untuk mempertahankan mereka.

(فَلَا يَحْزُنكَ قَوْلُهُمْ ۘ إِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ ﴿٧٦
76. Falaa yahzunka qauluhum inna na’lamu maa yusirruuna wa maa yu’linuun
Maka janganlah ucapan mereka mengenaskan kamu. Sesungguhnya Kami mengenali apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.

(أَوَلَمْ يَرَ ٱلْإِنسَـٰنُ أَنَّا خَلَقْنَـٰهُ مِن نُّطْفَةٍۢ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌۭ مُّبِينٌۭ ﴿٧٧
77. Awalam yaral-insaanu annaa khalaqnaahu min nuthfatin fa idza huwa khasiimum mubiin
Dan apakah insan tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!

(وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًۭا وَنَسِىَ خَلْقَهُۥ ۖ قَالَ مَن يُحْىِ ٱلْعِظَـٰمَ وَهِىَ رَمِيمٌۭ ﴿٧٨
78. Wa dlaraba lanaa matsalaw wanasiya khalqahu qaala man yuhyil ‘idhaama wahiya ramiim
Dan ia bikin ungkapan bagi Kami; dan ia lupa terhadap kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang sanggup menggugah tulang-belulang, yang sudah hancur luluh?”

(قُلْ يُحْيِيهَا ٱلَّذِىٓ أَنشَأَهَآ أَوَّلَ مَرَّةٍۢ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ ﴿٧٩
79. Qul yuhyiihal ladzi ansya-ahaa awwala marratin wa huwa bikulli khalqin ‘aliim
Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui wacana segala makhluk,

(ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلشَّجَرِ ٱلْأَخْضَرِ نَارًۭا فَإِذَآ أَنتُم مِّنْهُ تُوقِدُونَ ﴿٨٠
80. Allazi ja’ala lakum minasy syajaril-akhdlari naaran fa idza antum minhu tuuqiduun
yakni Tuhan yang memunculkan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kau nyalakan (api) dari kayu itu.”

(أَوَلَيْسَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَ‌ٰتِ وَٱلْأَرْضَ بِقَـٰدِرٍ عَلَىٰٓ أَن يَخْلُقَ مِثْلَهُم ۚ بَلَىٰ وَهُوَ ٱلْخَلَّـٰقُ ٱلْعَلِيمُ ﴿٨١
81. Awalaisal ladzii khalaqas samaawaati wal-ardla biqaadirin ‘alaa ayyakhluqa. mitslahum balaa wahuwal khallaqul ‘alim
Dan tidakkah Tuhan yang bikin langit dan bumi itu berkuasa bikin yang sama dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui.

(إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ﴿٨٢
82. Innamaa amruhuu idza araada syai-an anyayaquula lahuu kun fa yakun
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia mengharapkan sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” Maka terjadilah ia.

(فَسُبْحَـٰنَ ٱلَّذِى بِيَدِهِۦ مَلَكُوتُ كُلِّ شَىْءٍۢ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ﴿٨٣ 
83. Fasubhanal ladzi bi yadihii malakuutu kulli syai’in wa ilaihi turja’uun
Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-
Nyalah kau dikembalikan.

Demikian Teks Bacaan Surat Yasin Dengan Arab Latin Dan Terjemahannya semoga berharga buat kita semua ya, hingga jumpa di Artikel kumpulandoaislam.com yang lain ya, terimakasih.

Wassalam...


Sumber https://kumpulandoablog.blogspot.com/

Comments

Popular Posts